Jumat, 21 April 2017

Menggambar proyeksi ortogonal


Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggambar Proyeksi Ortogonal
1.   Metode-Metode Menggambar Proyeksi Ortogonal  Sesuai Referensi yang Berlaku
a)            Proyeksi Ortogonal/ Proyeksi
Pengamat benda pada jarak yang tak terbatas dari bidang gambar sehingga garis – garis proyeksi dari mata ke obyek menjadi sejajar satu sama lain dan tegak lurus pada bidang gambar atau bidang proyeksi. Pada proyeksi orotogonal benda yang dipandang akan digambarkan pada bidang proyeksi dengan bentuk dan dimensi yang sebenarnya, sedangkan gambar yang dihasilkan pada bidang proyeksi hanya menampilkan satu sisi saja, oleh karena itu untuk mendapatkan gambar yang lengkap diambil beberapa bidang proyeksi kemudian dari beberapa gambar tersebut digabungkan menjadi satu

Gambar proyeksi ortogonal dipergunakan untuk memberikan informasi yang lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan hasil demikian, benda diletakkan sedemikian rupa sehingga bidang – bidangnya sejajar dengan bidang proyeksi, terutama bidang yang penting diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Berikut ini beberapa contoh proyeksi ortogonal (titik, garis dan bidang datar).


Gambar 4.1 Proyeksi ortogonal titik

  





Gambar 4.2 Proyeksi Garis


Gambar 4.3 Proyeksi bidang

b)            Jenis – jenis proyeksi pada menggambar teknik
Untuk menampilkan gambar secara utuh yang paling lengkap adalah dengan pandangan tunggal. Gambar tersebut dapat digambar dengan perspektif, aksometri atau proyeksi miring.
Pada gambar teknik, terutama pada gambar kerja yang bentuknya rumit gambar pandangan tunggal jarang dipakai karena sulit menampakkan seluruh bagian benda kerja terutama pada bentuk – bentuk yang rumit (misal susunan suatu mesin). Disamping itu tidak bisa memberikan informasi yang lengkap dan tepat serta kurang mampu menunjukkan dimensi yang sebenarnya dari benda kerja yang bentuknya rumit.
Oleh karena itu gambar pandangan tunggal biasanya dipakai sebagai ilustrasi dalam buku pegangan pemakai atau katalog dari produk – produk industri mesin dan untuk gambar shet / bagan, diagram sistem pipa dan sebagainya.
Pada menggambar teknik terutama untuk menggambar benda kerja dipergunakan proyeksi ortogonal, dimana garis – garis proyeksi dari pandangan pengamat sejajar satu sama lain dan tegak lurus bidang proyeksi.
Bagian atau sisi benda yang akan digambar diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi.
Adapun bidang – bidang yang tegak lurus satu sama lain yang berfungsi sebagai bidang – bidang proyeksi ialah bidang proyeksi horisontal (H), bidang proyeksi vertikal (V) dan bidang proyeksi profil (P). Bidang – bidang tersebut membagi seluruh ruang dalam empat kuadran (gambar 4.4).
·                Kuadran atau sudut pertama yaitu diatas H dan dimuka V
·                Kuadran atau sudut kedua yaitu diatas H dan dibelakang V
·                Kuadran atau sudut ketiga yaitu dibawah H dan dibelakang V
·                Kuadran atau sudut keempat yaitu dibawah H dan dimuka V






Gambar 4.4 Bidang koordinat utama dan kuadran - kuadran

Penempatan bidang proyeksi profil bisa di sebelah kiri atau kanan dan bidang ini biasanya untuk menggambarkan pandangan samping kanan atau samping kiri suatu benda atau obyek. Bila dengan pandangan depan atau atas belum mampu menggambarkan bentuk benda dengan selengkapnya.
Ketiga bidang proyeksi H, V dan P saling berpotongan menurut tiga buah garis yang tegak lurus satu sama lain maka diperoleh sumbu – sumbu utama OX = sumbu X, OY = sumbu Y dan OZ = sumbu Z (gambar 4.4).


2.  Macam-Macam Konstruksi Pengelasan Digambar Secara Proyeksi Ortogonal Sudut Pertama (Proyeksi Eropa) dan/atau Proyeksi Ortogonal Sudut Ketiga (Proyeksi Amerika )

a)            Cara proyeksi sudut pertama atau proyeksi Eropah
Pada proyeksi sudut pertama atau Eropah benda diletakkan di kuadran pertama diantara pengamat dan bidang – bidang proyeksi (gambar 4.5).





Gambar 4.5  Pandangan tunggal (benda kerja)





Gambar 4.6 Proyeksi sudut pertama atau proyeksi Eropah


Gambar 4.7 Proyeksi sudut pertama atau proyeksi Eropah

Gambar 4.7-a adalah benda kerja yang akan digambar dengan arah memandang yang berbeda – beda.
A        = Arah pandangan depan
B        = Arah pandangan atas
C        = Arah pandangan kiri
D        = Arah pandangan kanan
E        = Arah pandangan bawah
F        = Arah pandangan belakang
Gambar 4.7-b menunjukkan seolah – olah benda tersebut diletakkan di dalam kotak kaca dimana keenam sisinya yang saling tegak lurus sebagai bidang – bidang proyeksi.
Benda kerja tersebut digambar atau diproyeksikan ke enam sisi kotak kaca. Selanjutnya gambar 4.7-c, sisi – sisi kotak tersebut dibentangkan menjadi sebuah bidang datar, gambar 4.7 menunjukkan gambar proyeksi atau pandangan benda kerja tersebut menurut proyeksi sudut pertama atau Eropah.

b)            Cara proyeksi sudut ketiga atau proyeksi Amerika
Pada proyeksi ini tampak/pandangan depan sebagai pandangan utama, sedangkan tampak/pandangan lainnya untuk melengkapi dengan 6 macam arah memandang (depan, atas, bawah, kanan, kiri dan belakang).
Gambar 4.9-a menunjukkan benda kerja diletakkan di dalam kotak kaca. Masing – masing sisi benda kerja diusahakan sejajar dengan bidang proyeksi. Pandangan depan diproyeksikan ke bidang proyeksi atau sisi bagian depan kotak, pandangan atas diproyeksikan ke bidang bagian atas bawah, pandangan kiri diproyeksikan ke bidang bagian kiri kotak, pandangan kanan diproyeksikan ke bidang kanan kotak, pandangan bawah diproyeksikan ke bidang bagian bawah kotak dan pandangan belakang diproyeksikan ke bagian belakang bidang kotak.
Kemudian sisi kotak tersebut dibentangkan sehingga menjadi satu bidang datar (gambar 4.9-c). Hasil proyeksi terlihat pada gambar 4.9-b.


Gambar 4.8 Benda kerja (pandangan tunggal)


Gambar 4.9 Proyeksi sudut ketiga atau proyeksi Amerika

Seperti halnya pada proyeksi sudut pertama atau Eropah tampak pandangan depan merupakan pandangan utama sedangkan pandangan sisi lain hanya melengkapi bila diperlukan untuk menunjukkan bagian – bagian yang belum diwakili oleh tampak depan. Tata letak gambar pandangan menurut proyeksi sudut ketiga atau Amerika sebagai berikut :
  Gambar pandangan sisi kanan terletak di sebelah kanan pandangan depan
  Gambar pandangan sisi kiri terletak di sebelah kiri pandangan depan
  Gambar pandangan atas terletak di sebelah atas pandangan depan
  Gambar pandangan belakang terletak di sebelah kanan pandangan kanan
Gambar pandangan bawah terletak di sebelah bawah pandangan depan




Proyeksi Sudut Pertama
Proyeksi Sudut Ketiga
1.    Proyeksi sudut pertama obyek atau benda dianggap terletak di kuadran pertama
1.    Proyeksi sudut ketiga obyek atau benda dianggap terletak di kuadran ketiga
2.    Obyek / benda terletak diantara pengamat dan bidang proyeksi
2.  Bidang proyeksi terletak antara pengamat dan obyek / benda
3.    Karena benda terletak dekat pengamat (sebelum bidang proyeksi) maka bidang proyeksi boleh transparan atau tidak, tetapi kalau diletakkan di dalam kotak maka sisi – sisi kotaknya harus transparan
3.  Bidang proyeksi seolah – seolah harus selalu transparan karena obyek / benda terletak setelah bidang proyeksi dan pengamat
4.    `Gambar pandangan / tampak yang berhubungan dengan sisi obyek yang digambar diletakkan berjauhan sehingga lebih susah membacanya
4.  Gambar pandangan / tampak yang berhubungan dengan sisi obyek atau benda yang digambar diletakkan berdekatan sejajar sehingga lebih mudah untuk dibaca
5.    Lambang proyeksi Eropah

5.  Lambang proyeksi Amerika



























Gambar 4.10 Proyeksi sudut ketiga atau proyeksi Amerika

c)            Perbandingan antara Proyeksi Sudut Pertama dan Proyeksi Sudut Ketiga

Penentuan / Pemilihan Pandangan
Di dalam menentukan pandangan / tampak benda yang harus digambar perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
·      Jumlah atau banyaknya pandangan yang digambar seminimal mungkin tetapi harus bisa menampilkan obyek atau benda kerja secara lengkap baik bentuk, sistem kerja, fungsi, ukuran dan untuk gambar susunan / rakitan semua komponen – komponennya.
·      Pandangan depan sebagai pandangan utama harus dipilih sedemikian rupa sehingga mampu memberikan bentuk atau fungsi benda secara umum
·      Dalam menggambar benda kerja diusahakan menggambar benda tersebut sesuai dengan posisi proses pengerjaannya atau posisi pada perakitannya.
·      Untuk benda – benda yang memiliki bagian – bagian miring yang tidak terlihat bentuk sebenarnya dengan proyeksi ortogonal dapat digambar dengan pandangan tambahan, pandangan khusus atau pandangan setempat.
Pada gambar berikut diberikan contoh – contoh untuk menentukan pandangan utama atau pandangan depan yang mampu memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya.
Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat memberikan cukup keterangan mengenai bentuk atau fungsinya dan tidak selalu berarti pandangan depan dalam arti sehari – hari (gambar 4.11 - 4.12).

·           Pandangan depan wajah



·           Pandangan depan kuda

·           Pandangan dari berbagai sudut



Catatan :
1        = Pandangan depan
2        = Pandangan atas
3        = Pandangan kiri
4        = Pandangan kanan
5        = Pandangan bawah
6        = Pandangan belakang

Gambar 4.11 Pandangan bentuk benda






Gambar 4.12  Pandangan depan beberapa peralatan dan proses

3.   Pemberian Ukuran Pada Gambar Proyeksi Ortogonal Diterapkan Sesuai Standar ISO atau Standar Gambar Teknik Yang Relevan. 

a)     Memberi ukuran dimensi linier
Pada dasarnya  ukuran-ukuran linier harus diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan angka seperti pada Gambar 4.13.
Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah, anak panahnya dapat diganti dengan titik (Gambar 4.14) dalam hal ini dianjurkan untuk membuat gambar detail yang diperbesar.Dengan demikian ukurannya dapat diberikan dengan jelas pada Gambar 4.15
Dalam beberapa hal garis  ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar tanpa garis bantu (Gambar 4.16). Garis gambar atau garis sumbu dapat dipergunakan sebagi garis bantu ,tetapi tidak boleh dipakai sebagai garis ukur.
 
  


Gambar 4.13 Contoh memberi ukuran


 


Gambar 4.14 Ruang ukur yang sempit
  


  
          Gambar 4.15 Gambar Detail


  


Gambar 4.16 Garis gambar sebagai garis bantu


b)     Memberikan ukuran bagian yang harus dikerjakan secara khusus

Bagian-bagian seperti misalnya lubang yang dibor, lubang yang diream, dsb diberi ukuran dengan garis penunjuk, beserta ukuran dan catatannya. Garis penunjuk harus berujung anak panah, yang berakhir pada titik potong antara garis sumbu dan garis gambar untuk  gambar berbentuk silinder, dan berakhir pada garis gambar untuk lingkaran. Garis penunjuk harus ditarik miring dan dianjurkan membuat kemiringan kira-kira 60° dengan garis horizontal (Gambar 4.17)
  


Gambar 4.17 Memberi ukuran lubang

Garis penunjukan juga dipergunakan untuk memberi nomor bagian, atau untuk memberi keterangan tentang pengejaan khusus dsb. Dalam hal ini garis penunjukan berakhir dengan anak panah, jika garis penunjuk ini berakhir pada garis gambar dan berakhir dengan titik, jika garis penunjuk berakhir di dalam gambar (Gambar 4.18 )



Gambar 4.18 Garis penunjuk


c)      Angka-angka Ukur
·         Angka-angka atau huruf-huruf harus diletakkan kira-kira di tengah-tengah di atas garis ukur (Gambar 4.19). Angka ukur tidak boleh dipotong atau dipisahkan garis gambar lain (Gambar 4.20 )
·         Jika angka ukur harus ditempatkan pada bagian yang diarsir maka arsiran harus dihilangkan untuk member tempat untuk angka (Gambar 4.21)
·         Dalam keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak mendekat pada salah satu anak panah, untuk mencegah bertumpuknya angka-angka ukur, dan jika terdapat banyak ukuran, garis ukurannya boleh ditarik hanya sebagian agar angka ukurnya tidak terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran (Gambar 4.22)
·         Pada bagian yang sempit angka ukurnya dapat ditempatkan di luar garis ukur. Untuk ini garis ukurnya diperpanjang, lebih diutamakan perpanjangan ke sebelah kanan dan angka ukurnya di atas garis perpanjangan (Gambar 4.23)






Gambar 4.19 Garis ukur dan angka


 
 



 


Gambar 4.20 Angka diletakkan dipinggir    Gambar 4.22 Garis ukur sebagian








Gambar 4.21 Angka dan arsiran     Gambar 4.23 Angka diatas perpanjangan garis ukur


d)     Memberi Ukuran Benda Tirus
Pada benda atau bagian benda yang sedikit miring , garis – garis bantu horizontal maupun vertikan menjadi tidak jelas.Dalam hal ini garis – garis bantu digambar miring dan sejajar. Gambar 4.24 memperlihatkan bagaimana caranya yang baik.





Gambar 4.24  Garis bantu miring           Gambar 4.25  Garis bantu khusus
   
e)     Garis-garis Bantu Khusus
    Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini kemudian dibulatkan atau dipotong, ukuran harus diberikan seperti pada Gambar 4.25 dengan batuan garis bantu khusus, yang dimaksud dengan garis bantu khusus tidak lain adalah garis-garis perpanjangan bidang bidang miring yang bersangkutan. Titik potong dari garis-garis bantu khusus ini yang akan menentukan ukuran yang menentukan bentuk benda.

f)      Memberi Ukuran tali busur, busur dan sudut
    Tali busur, busur dan sudut diberi ukuran seperti pada Gambar 4.26 (a) (b) dan (c).Pada tali busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya lurus dan tegak lurus pada garis bantu. Untuk busur caranya sama hanya garis ukurnya di sini berbentuk lengkung, sejajar dengan busurnya. Ukuran sudut ditempatkan di atas garis ukur yang berbentuk lengkung dan garis bantunya adalah perpanjangan sisi-sisi sudut.
  

 
Gambar 4.26 Memberi ukuran tali busur ,busur dan sudut

g)     Ukuran gambar sebagian dari benda–benda simetri


    Untuk penghematan waktu dan tempat gambar benda simetri boleh digambar separuh saja. Dengan demikian garis ukurnya tidak dapat digambar lengkap pula. Untuk itu cukup dibuat garis ukur yang sedikit melewati garis sumbu benda  (Gambar 4.27). 


Gambar 4.27 Memberi ukuran benda simetris

h)     Huruf dan Lambang yang ditambahkan pada angka ukur
·       Lambang Diameter “ Ø “
Lambang ini diletakkan di depan angka ukur dan menyatakan sekaligus bentuk permukaan yang bersangkutan.Lambang ini ditulis sama besar dengan angka ukur (Gambar 4.28). Dengan menggunakan lambang ini maka pandangan samping tidak perlu digunakan lagi.






Gambar 4.28 Lambang diameter ”Ø”

·      Lambang Jari-Jari “R”
Ukuran busur ditentukan oleh jari-jarinya. Jari-jari ini merupkan garis ukur di mana angka ukurannya harus diletakkan dengan huruf “R” di depannya. Disini garis ukur hanya mempunyai satu anak panah sedangkan ujung yang lain adalah titik pusat busur tersebut (Gambar 4.29).
Untuk jari-jari yang besar dimana titik pusatnya diluar kertas gambar, garis ukurnya dapat dipotong dan digambar seperti pada Gambar 4.15, R100 atau ditekuk seperti R200. Di sini pusatnya tidak perlu ditunjukkan.






Gambar 4.29 Lambang jari-jari ”R”      Gambar 4.30 Lambang jari-jari ”R”

·      Lambang Bujur Sangkar “¨
Bentuk benda bujur sangkar hanya dapat diperlihatkan pada pandangan tertentu saja. jika bentuknya tidak jelas dari gambar maka dengan mempergunakan lambang bujur sangkar dapat dihemat gambar dan waktu (Gambar 4.31).






Gambar 4.31 Lambang jari-jari ”      ”

·      Lambang Bola “SØ’ atau “SR”
Jika jari jari atau diameter dari bentuk bola yang dalamnya gambar hanya tampak sebagai liingkaran atau busur lingkaran, dijelaskan pada gambar dengan menempatkan “SR” untuk hari jari bola dan SØ“ untuk diameter bola (Gambar 4.32)
 




Gambar 4.32 Lambang Sphere”

·       Lambang kemiringan atau Chamfer “ x x45° “
Kemiringan yaitu bagian ujung benda yang dipotong miring,biasanya dengan sudut 45°, ukurannya dicantumkan sebagai “x x45° “. Disini huruf x dinyatakan sebagai ukuran dalamnya pemotongan (Gambar 4.33). Di Jepang sesuai standard JIS hal ini diberi lambing “C” (Gambar 4.34)


 




Gambar 4.33 Kemiringan        Gambar 4.34  Lambang kemiringan ”C”

·      Lambang Tebal “t”
Untuk memberikan ukuran benda-benda tipis seperti plat dsb, kadang-kadang menimbulkan kesulitan. Pada umumnya yang timbul adalah sempitnya ruangan untuk menempatkan angka ukurnya. Oleh karena itu dipakailah lambang “t” di depan angka ukur, yang ditempatkan di dalam gambar atau di dekat gambar (Gambar 4.35).
 






Gambar 4.35  Lambang tebal ”t”
i)       Lambang jari – jari tanpa angka ukur
    Dimana ukuran dari lengkungan sudah ditentukan oleh ukuran lain. ukuran jari-jari tersebut dapat dijelaskan hanya dengan lambang R saja tanpa diikuti oleh angka ukur. Gambar 4.36
 
Gambar 4.36  ”R” tanpa ukuran
j)      Memberi ukuran yang disederhanakan oleh huruf - huruf referensi
    Dimana diperlukan dan agar supaya tidak mengulang-ulang ukuran yang sama untuk menghindari garis-garis penunjuk yang panjang, dipergunakan huruf-huruf referensi yang ditabelkan atau diberi catatan (Gambar 4.37). Cara ini sangat berguna untuk pembuatan dengan mesin-mesin N.C
                                                                         

Y = Ø 12
Z = Ø 10


Gambar 4.37  Memberi ukuran dengan huruf-huruf referensi

k)     Memberikan ukuran pada bagian–bagian yang dikerjakan secara khusus
    Bagian -bagian benda tertentu sesuai fungsinya harus dikerjakan secara khusus umpamanya dipoles, disepuh, dsb. Bagian-bagian tersebut harus dijelaskan dengan gambar. Bagian yang akan dikerjakan khusus diberi tanda dengan garis sumbu tebal, dan dengan garis penunjuk dijelaskan pengerjaan khusus yang diinginkan (Gambar 4.38). Ujung panah dari penunjuk harus berhenti pada garis sumbu tebal


Gambar 4.38  Penunjukan khusus tanpa ukuran 



Gambar 4.39 Penunjukkan khusus dengan ukuran - ukuran
l)       Angka ukur yang tidak sesuai dengan ukuran gambar

    Angka ukur dari bagian benda yang tidak sesuai dengan ukuran gambarnya harus dijelaskan dengan menggaris bawahi angka ukur yang bersangkutan. Jika seluruh gambar dibuat tidak menurut skala, biasanya diberi keterangan “TIDAK SESUAI SKALA ” pada kotak nama atau ditempat lain dalam gambar secara jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar